PERAN MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MENGEDUKASI PELAKU-PELAKU UMKM MENGENAI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN MELALUI DIGITALISASI AKUNTANSI SI APIK

UMKM atau yang biasa disebut dengan usaha mikro, kecil dan menengah merupakan sebuah usaha yang bergerak diberbagai bidang. Diantaranya adalah usaha perdagangan, usaha pertanian, usaha industri, usaha jasa dan lain-lain. UMKM adalah salah satu sistem perekonomian yang sangat penting. Hal ini dikarenakan UMKM merupakan unit usaha yang jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan unit usaha berskala besar. Selain itu UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam membantu menekan angka kemiskinan dan pengangguran. Berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan UKM yang diolah dari data Badan Pusat Statistik (BPS). Pada tahun 2017 UMKM mampu menyerap unit usaha sebesar 99,99%. Berkontribusi terhadap PDB Indonesia sebesar 60,00%. Dan mampu menyerap tenaga kerja sebesar 97,02%.

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa UMKM memliki potensi yang sangat besar dalam membantu perkembangan perekonomian. Dengan begitu diperlukan inovasi- inovasi untuk mendorong perkembangan UMKM di Indonesia. Namun faktanya UMKM masih banyak mengalami kesulitan yang cukup urgent, diantaranya yakni sulitnya akses permodalan, distribusi barang dan pemasaran yang kurang tepat, persoalan perizinan ekspor yang menyebabkan UMKM sulit dalam menembus pasar luar negeri, kualitas SDM (sumber daya manusia) yang rendah, manajemen keuangan yang kurang tepat serta pembukuan yang masih manual. Dari beberapa permasalahan tersebut, yang akan penulis kaji lebih dalam adalah menyangkut kualitas SDM yang rendah dan pengelolaan keuangan.

Seperti yang sudah dijelaskan diatas, bahwa UMKM memiliki peluang yang cukup besar dalam menyerap tenaga kerja. Hal ini tentu merupakan sebuah kabar gembira bagi bangsa, disaat sulitnya mencari pekerjaan di era globalisasi sekarang ini. UMKM melatih masyarakat untuk mandiri dan berperan aktif dalam mengembangkan ketrampilan dan inovasi-inovasi kreatif sebagai ide bisnisnya, yang kemudian akan menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat itu sendiri. Namun dibalik itu semua, terdapat tantangan dan kendala yang dihadapi pelaku UMKM yaitu terkait pengelolaan serta penyusunan laporan keuangannya. Suhairi (2004) berpendapat bahwa kelemahan UMKM dalam penyusunan laporan keuangan disebabkan rendahnya pendidikan, kurangnya pemahamam terhadap Standar Akuntansi Keuangan (SAK), dan pelatihan penyusunan laporan keuangan. Menurut para pelaku UMKM


menyusun laporan keuangan merupakan hal yang sulit dan rumit bagi mereka yang notabennya tidak mempunyai basic akuntansi. Seorang wirausaha harusnya dapat mengelola keuangan dengan baik seperti memisahkan modal untuk usaha dan uang pribadi. karena dengan pengelolaan yang baik akan memberikan efek positif bagi usaha dan dapat dijadikan pengambilan keputusan untuk keberlangsungan usaha kedepannya.

Rendahnya pengetahuan akuntansi yang dimiliki oleh pemilik usaha menyebabkan banyak perusahaan UMKM yang mengalami kegagalan. Selain tingkat pendidikan pelaku usaha mikro, yang dianggap menjadi kendala penyusunan laporan keuangan adalah keterbatasan waktu dan biaya. Masalah waktu mereka tidak secara rutin mencatat dan menyusun laporan keuangan karena sibuk dengan usahanya, dan untuk masalah biaya, jika ingin menggunakan jasa ahli untuk mencatat laporan keuangannya maka mereka harus mengeluarkan biaya lebih untuk itu.

Kebanyakan pelaku UMKM hanya melakukan pencatatan sederhana mengenai pemasukan dan pengeluaran baik secara tunai maupun kredit dan menyertakan bukti-bukti seperti nota. Dan untuk mengeahui laba atau rugi mereka hanya fokus kepada besarnya uang yang diperoleh dari hasil produksi. Apabila lebih besar dari biaya produksi yang dikeluarkan maka artinya laba dan apabila lebih rendah dari biaya produksi yang dikelurkan maka artinya rugi. Namun hasil tersebut belum dikurangkan dengan beban-beban yang harus dikeluarkan dalam berlangsungnya proses produksi. Tentu hal ini sangat jauh berbeda dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP).

Menurut SAK ETAP (2009), informasi yang disajikan di dalam laporan laba rugi minimal mencakup beberapa akun, yaitu pendapatan, beban keuangan, bagian laba atau rugi dari investasi yang menggunakan metode ekuitas, bebas pajak, dan laba atau rugi neto. Dalam laba/rugi ini kita dapat mencatat berapa pendapatan yang kita terima sesuai apa yang kita keluarkan kemudian dikurangkan dengan beban-beban dalam produksi tersebut sehingga kita dapat mendapat hasil bersih tersebut. Dari selisih jumlah pendapatan dan jumlah biaya tersebut dapat disebut laba atau rugi. Jika jumlah pendapatan lebih besar dari jumlah biaya, perusahaan dikatakan laba. Sebaliknya, bila jumlah pendapatan lebih kecil dari jumlah biaya, perusahaan dikatakan rugi.

Dari permasalahan tersebut tentunya diperlukan sebuah solusi untuk memperbaiki kualitas UMKM kedepannya. Salah satunya melalui peran mahasiswa khususnya mahasiswa akuntansi. Sebagai agen of change dan akuntan masa depan seharusnya dapat memberi


kontribusi dengan membantu mengedukasi para pelaku UMKM disekitarnya dalam pengelolaan dan penyusunan laporan keuangan dengan tepat.

Pertama, dimulai dari hal yang paling sederhana adalah dengan membuat forum diskusi akuntansi dilingkungan kampus yang di tujukan untuk seluruh mahasiswa/I baik dari jurusan akuntansi sendiri maupun dari jurusan lain. Hal ini bertujuan agar ketika diantara mereka ada yang mempunyai orang tua atau saudara yang sedang menjalankan UMKM agar diarahkan dan diajarkan mengenai pencatatan laporan keuangan yang tepat.

Kedua, bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk mengumpulkan para pelaku UMKM dan kemudian memberikan sosialisasi kepada mereka. Tidak hanya sekali, tapi dijadwalkan satu bulan 3 kali pertemuan tanpa dipungut biaya. Untuk masa awal pembelajaran pelaku-pelaku UMKM lebih diarahkan pencatatan secara manual sebelum nantinya diarahkan pada digitalisasi akuntansi.

Sejalan dengan era revolusi industri 4.0 dimana teknologi memegang peranan yang cukup penting dalam mengambil alih sebagian besar aktivitas perekonomian. Salah satu digitalisasi akuntansi yang sudah tersebar di kalangan pelaku UMKM adalah SIAPIK. Merupakan sebuah Aplikasi Akuntansi untuk Usaha Mikro Kecil berbasis Android milik Bank Indonesia Aplikasi ini sangat mudah digunakan dan telah memenuhi standar akuntansi Entitas Mikro Kecil Menengah (EMKM) yang baru saja di keluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Ada dua model usaha yang bisa diakomodasi dengan aplikasi ini yaitu usaha perorangan dan usaha belum memiliki badan hukum. Untuk usaha yang telah memiliki badan hukum, seperti PT, contohnya bisa merujuk ke Standar Akuntansi ETAP (Entitas Tanpa Akuntanbilitas Publik) dan kurang cocok memakai aplikasi ini.

Selain memberikan kemudahkan para pelaku UMKM dalam peyusunan laporan keuangan, tujuan bank Indonesia menciptakan SIAPIK yakni agar UMKM mendapat akses keuangan dari perbankan dengan mudah. Sehingga diharapkan permodalan bagi UMKM dapat berjalan dengan lancar. Dengan SIAPIK inilah mahasiswa dapat melakukan pendampingan terhadap UMKM yang terpilih selama 6` bulan bersama Bank Indonesia agar dapat mengggunakan SIAPIK secara berkelanjutan serta bagaimana perkembangan UMKM dari segi laba/rugi dan penyusunan laporan keuanganya sudahkah sesuai standar akuntansi atau belum.


Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa informasi akuntansi sangat penting untuk digunakan dalam penyusunan laporan keuangan UMKM. Karena selama ini yang kita ketahui banyak pelaku-pelaku UMKM yang mengabaikan informasi akuntansi dikarenakan rendahnya pengetahuan dan kurangnya sosialisasi serta masalah waktu dan biaya. Sehingga dalam usahanya tidak jarang para pelaku UMKM tidak mengetahui sudah sampai titk manakah perkembangan usahanya. Dengan adanya edukasi oleh mahasiswa khususnya program studi akuntansi yang bekerjasama dengan para stakeholder dibidangnya maka diharapkan untuk kedepannya para pelaku UMKM dapat dan mampu untuk menggunakan informasi akuntansi sebagai pokok acuan dalam penyusunan laporan keuangan. Dan setelah mengetahui dasar-dasar akuntansi, maka para pelaku UMKM dapat diarahkan kepada digitalisasi akuntansi yakni salah satunya SIAPIK.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEMINAR NASIONAL DAN TALKSHOW "Creating Authentic Personal Branding in the Digitalization Era to Increase Credibility and Trust in the Accountant Profession"

HMJ Akuntansi Syari’ah Menggelar Acara Semarak Ramadhan 1445 H

Pelantikan Ketua & Sekretaris Jurusan Akuntansi Syari’ah UIN Walisongo Semarang